Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Santri dan literasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Santri merupakan orang yang sedang belajar, khususnya belajar ilmu-ilmu agama di sebuah pesantren. Proses belajar pastinya dilalui melalui membaca, berdiskusi, mengkaji, menganalisis, menulis dan sebagainya.

Di kalangan Muhammadiyah kegiatan literasi sejak awal berdirinya sudah menjadi tradisi.
“Budaya ilmu yang dibangun oleh Muhammadiyah tercermin dalam tradisi literasinya yang menakjubkan. Tradisi ini terus terjaga bahkan hingga sekarang. Tak ayal hingga kini budaya membaca dan menulis terus digaungkan Muhammadiyah.”
Demikian pendapat Roni Tabroni wakil ketua MPI PPM saat dirinya mengisi kajian dalam program “Gerakan Subuh Mengaji” dengan tema “tradisi literasi Muhammadiyah” (31/1/2022).

Sebanyak 15 santri pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya (AmanahMu) membuktikan tradisi literasi di Muhammadiyah itu terus berkesinambungan. Bersama 60 santri kota Tasikmalaya lainnya, mereka berhasil menorehkan tulisan pada buku Santri Kota Tasikmalaya Menulis (SKTM).

15 orang santri pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya dibawah bimbingan guru bahasa Indonesia SMA Plus Pesantren Amanah, bapak Yudi Herdiana, S.Pd. dan ibu Resma Diyah Kurniasari, S.Pd., selama 1 bulan berhasil merampungkan tulisan-tulisan yang bernas.
1. Raisya Rizka Nayla : Buku Harian Shafira
2. Siti Ervina : No Regret Before The Struggle
3. Yaqqo Fatiyah : What Your Opinion About Pesantren?
4. Salsabila : Sukses Bermula dari Pesantren
5. Jauza Altaf : Bahagia itu Sederhana
6. Muhammad Zainal Muttaqin : Berkah Dibalik Pintu Pesantren
7. Vira Aprilia : Cadar dan Teroris
8. Ningrum Diyah Pitaloka: Cantik dan Indah dengan Islam
9. M. Luthfi : Pesantrenku Surgaku
10. Aqilah : Menerapkan Pola Hidup Santri dalam Pola Hidup Keseharian
11. Naufal Ardian : Pengajaran di Pesantren Sebagai Pengajaran Terbaik
12. Agnia Nur : Kehidupan dan Karakter Yang Ada Pada Diri Santri
13. Nazwa Nurani: Penyesuaian Diri Santri Dalam Aktifitas Pesantren
14. Tyara Salsabila : Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi
15. Syifa Safarina: Kisah Indah Fatimah

Launching buku SKTM merupakan bagian tidak terpisahkan dari acara tasyakur hari santri nasional Tahun 2022 dan peringatan hari jadi kota Tasikmalaya ke-21. Acara yang diawali dengan bacaan Al-Qur’an oleh qari terbaik kota Tasikmalaya dan do’a yang dipimpin KH. Arip Somantri, M.Ag (Mudir Pesantren Amanah), dihadiri pejabat pemerintah Jawa Barat, kota Tasikmalaya, alim ulama dan masyarakat kota Tasikmalaya bertempat di halaman Bale Kota Tasikmalaya Sabtu malam (22/10/2022).

Menurut Dr. Asep Tamam, M.Ag., penggagas penulisan dan editor buku Santri Kota Tasikmalaya Menulis (SKTM), tujuan penulisan buku tersebut setidaknya ada tiga hal.
“Penulisan buku SKTM dalam momentum Hari Santri Nasional dan Hari Jadi Kota Tasikmalaya Ke-21, adalah untuk, Menghidupkan literasi di kalangan pesantren dan santri. Mengajarkan keberanian untuk berkarya. Dan melanjutkan tradisi literasi di kalangan ulama.” Ujarnya, dengan nada yang penuh semangat dan optimistik.

Wali kota Tasikmalaya, Drs. H. Muhammad Yusuf pada acara tersebut menyampaikan penghargaan. Diantara penghargaan, diberikan kepada 75 orang santri penulis buku SKTM. Sebuah apresiasi pemerintah kota Tasikmalaya atas pencapaian dan karya yang sudah ditorehkan kalangan pesantren . Pemerintah kota Tasikmalaya mendukung kota Tasikmalaya untuk menjadi kota literasi di tahun 2022, hal ini merupakan salah satu bentuk nyata untuk mewujudkan visi pemerintah kota tasikmalaya yang religius, maju dan madani.(Humas Pesantren AmanahMu)